E-katalog

E-katalog

Program Turbo C

aku belajar pemograman dasar sekarang, tadinya pake pascal cuma sekarang ganti jadi Turbo C, dini aku g ngasih materi soal.a dosen aku juga g pernah ngasih materi yg lengkap jd aku cuma mu ngasih program program Turbo C yang merukan tugas dari sang dosen yang udah aku kerjakan,,
berhubung baru belajar jadi program.a juga masii program program yang simple...


1. Program Mengkonversi Waktu

#include

#include

main()

{

clrscr();

int jum,dtk,mnt,jm;

printf ("Program Konversi Waktu (Jam,Menit,Detik)\n");

printf ("----------------------------------------\n");

printf ("Masukkan Jumlah Detik : ");

scanf ("%d",&jum);

jm=jum/360;

mnt=(jum-(jm*360))/60;

dtk=(jum-(mnt*60+jm*360))/1;

printf ("\nJumlah Detik : %d",jum);

printf ("\nJam : %d",jm);

printf ("\nMenit : %d",mnt);

printf ("\nDetik : %d",dtk);

getch();

return 0;

}


2. Program Menampilkan Kuadran dari Suatu Koordinat

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y;

char kuadran[2];

printf ("Program Menampilkan Kuadran dari Suatu KOordinat\n");

printf ("------------------------------------------------\n\n");

printf ("Masukkan Nilai X : "); scanf ("%d",&x);

printf ("Masukkan NIlai Y : "); scanf ("%d",&y);

if ((x>0) && (y>0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran I ");

}

else

if ((x<0)>0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran II ");

}

else

if ((x<0)>

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran III ");

}

else

if ((x>0) && (y<0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran IV ");

}

getch();

return 0;

}

2. Program Mengkonversi Waktu

#include

#include

main()

{

clrscr();

int jum,dtk,mnt,jm;

printf ("Program Konversi Waktu (Jam,Menit,Detik)\n");

printf ("----------------------------------------\n");

printf ("Masukkan Jumlah Detik : ");

scanf ("%d",&jum);

jm=jum/360;

mnt=(jum-(jm*360))/60;

dtk=(jum-(mnt*60+jm*360))/1;

printf ("\nJumlah Detik : %d",jum);

printf ("\nJam : %d",jm);

printf ("\nMenit : %d",mnt);

printf ("\nDetik : %d",dtk);

getch();

return 0;

}

3. Program Menampilkan Kuadran dari Suatu Koordinat

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y;

char kuadran[2];

printf ("Program Menampilkan Kuadran dari Suatu KOordinat\n");

printf ("------------------------------------------------\n\n");

printf ("Masukkan Nilai X : "); scanf ("%d",&x);

printf ("Masukkan NIlai Y : "); scanf ("%d",&y);

if ((x>0) && (y>0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran I ");

}

else

if ((x<0)>0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran II ");

}

else

if ((x<0)>

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran III ");

}

else

if ((x>0) && (y<0))

{

printf ("\n%d,",x);

printf ("%d",y);

printf (" adalah kuadran IV ");

}

getch();

return 0;

}


download Kumpulan Tugas Program Turbo C.pdf


Kumpulan Tugas Program Turbo C

1. Program Segitiga

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y,z;

for (x=1; x<=5; x++)

{

for (y=1; y<=x; y++)

printf ("*");

printf ("\n");

}


2. Program Segitiga dengan Inputan

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y,z;

printf ("Masukkan Tinggi Segitiga : "); scanf ("%d",&z);

for (x=1; x<=z; x++)

{

for (y=1; y<=x; y++)

printf ("*");

printf ("\n");

}

getch ();

return 0;

}


3. Program Bintang Segiempat

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y;

for (x=1; x<=4; x++)

{

for (y=1; y<=4; y++)

{

printf ("*");

}

printf ("\n");

}

getch();

return 0;

}


4. Program Bintang Segiempat 2

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y;

for (x=1; x<=4; x++)

{

for (y=1; y<=4; y++)

{

if (x==y)

printf ("*");

else

printf ("+");

}

printf ("\n");

}

getch ();

return 0;

}


5. Program Bintang Segiempat dengan Inputan

#include

#include

main()

{

clrscr();

int x,y,z;

printf ("Input : "); scanf ("%d",&z);

for (x=1; x<=z; x++)

{

for (y=1; y<=z; y++)

{

if (x==1||y==1||y==z||x==z)

printf ("*");

else

printf ("+");

}

printf ("\n");

}

getch ();

return 0;

}


download Kumpulan Tugas Program Turbo C 2.pdf


Jangan Menyerah

Jangan Menyerah

D’Masiv


Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala sesuatu yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang pernah terjadi

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

Entah mengapa, tapi mendengar lagu ini rasanya sedih juga senang . . .
Apalagi setelah melihat videonya
Tapi aku sedikit senang dengan lagu dan videonya,
Karena lagu ini seolah-olah memberikan sebuah harapan…


ESOK KU MATI

ESOK KU MATI

Dalam perihku aku hanya bisa melihat betapa sakit ia rasa. Terdiam ku tanpa kata kata, hanya tangis aku lakukan. Mulai hening setelah beberapa menit lalu ku dengar beberapa kata yang menyakiti hati.

“rin…..” panggilan yang membuatku terbangun
“ya” jawabku
“apa esok aku bisa melihatnya?”

Aku tidak bisa menjanjikan hal itu dengan menjawab “ya” aku hanya bisa memandanginya, tapi aneh… dia tersenyum tak terlihat sedikitpun rasa yang dia tunjukan, terlihat hambar. “Tidak seperti biasa” kataku dalam hati. Iya tidak seperti biasa membuatku merasa takut. Aku takut…takut memikirkan apa yang dia pikirkan.

Saat ku alihkan pandangan, ku lihat taman dengan rimbun pepohonan hijau. Saat itu aku teringat masa aku bersamanya, hal menyenangkan dan menyedihkan. Hanya ada aku dan dia di tengah hijaunya rumput liar taman itu.

Hari dimana tidak akan pernah terjadi lagi, hari yang hanya ada di masa lalu dan tak mungkin dapat kembali. Sekarang hanya kamar bercat putih dengan segala pernik putih selalu kulihat. Terasa bosan menyengatku tiap hari. Bosan karena hanya bisa duduk disamping jendela tak pernah bisa berlari menikmati segarnya udara pagi dan panasnya udara di siang hari. Aku hanya bisa merasa dingin di malam hari. Semua itulah hal yang aku piker dirasa diqka.

Tapi tidak apa bagiku, selama ruang putih ini masih berisi dia yang berwajah sayu ditengah senyumnya. Saat ruang ini membatasi kesejukan embun pagi, senyumnyalah pengganti pagi. Saat atap ini menutupi panasnya matahari hanya emosinyalah buatku merasa lega. Ternyata tak sedingin sebelumnya. Masih ada emosi diwajahnya. Tak banyak tapi buat aku sedikit lega.

Matahari senja mulai mewarnai putih ruang ini dengan warna papaya, , , aku takut …. Sangat takut. Takut kalau ini senja terakhir.

Aku coba beranikan diri melihat raut wajahnya, tanpa aku sadari butiran air mata membanjiri wajah sayu itu. Kataku tak bisa keluar, hanya bisa menatap mata itu dan mengikuti alur iar mata itu jatuh. Tanpa kata, tanpa sentuhan, hanya air mata mengantarkan kepergiannya.


Senyum terakhir ditengah tangisannya membuat tangisku terhenti, semua seolah terhenti hanya kelopak mata itulah yang terlihat melaju turun perlahan menutup mata yang terbuka. Dalam sekejap dunia ini pun hilang dari pandanganku, sampai pagi menyambut dan semuanya terasa mati tak bergerak.

“ayah apakah tidak apa dibiarkan seperti ini?” suara terkhir yang terasa hidup dalam pendengaranku. Esokku telah mati saat kemarin engkau tak ada




Tangisan di Hari yang Fitri

Tangisan di Hari yang Fitri

Ditengah kebahagian umat muslim karena telah mencapai kemenangan setelah melewati pusa selama sebulan penuh. Aku hanya bisa mengelurkan semua rasa sakit aku yang aku pendam selama ini. Aku piker aku bisa walau hanya sendiri, menanggungnya tanpa melibatkan orang lain. Tapi ternyata aku hanyalah manusia biasa, yang butuh orang lain.

Akuu bahagia menyambut hari idhul fitri ini sama seperti yang lainnya, tapi kebahaiaan itu hanya sesaat. Tak lama setelah aku melihat diriku di cermin. Inikah aku? Tanyaku dalam hati.

Tak terasa air mata inipun jatuh, aku bukan menangisi diriku yang buruk rupa karena itu sudah biasa. Hehe… Aku menangisi penyakitku. penyakit ini memang tak terasa sakit seperti orang yang sedang sakit. Tapi terasa sakit saat bercermin. Aneh ya? Tapi inilah kenyataannya penyakitku menggerogoti tulang bahu sampai ke. . . mungkin sebaiknya tak perlu aku ceritakan.

Aku tahu bagi orang lain penyakit ini tak begitu parah seperti kanker atau lainnya, tapi penyakit ini menggangu penampilanku. Tak peduli berapa orang mendengar keluh kesahku tak satupun orang memberikan aku pikiran positif. Semua orang sama hanya menyangkal apa yang aku rasa. Hanya bilang tidak apa-apa, bukan masalah besar, yang penting sehat. Apa ini bisa dibilang sehat? Aku jelas-jelas sakit, bahkan sulit untukku bisa sembuh, tapi kenapa semua orang hanya menyepelekan penyakitku.
Termasuk orang tuaku,,

Pendapat orangtuaku yang seperti ini yang membuat aku semakin sakit, sampai tak tahan rasanya menahan bendungan air mata. Aku hanya bisa menangis di hari yang fitri. Tanpa ada satu orangpun yang mengerti alas an untuk tangisan ini.




Aku Tahu

Tahu

Aku tahu aku berbeda
Bukan karena kelebihannya
Bukan pula karena kemampuannya
Aku beda
Karena hanya aku yang Engkau uji,
Dengan Penyakit-penyakit-Mu

Aku tahu Engkau ada
Tapi tak terasa ada untuk aku
Engkau semakin jauh
sendirilah aku berdiri,
Ujian-Mu menenggelamkan aku,
Sendiri…

Aku tahu,
Bukan engkau yang menjauh
Bukan pula aku yang menjauh
Tapi, sakit ini buatku jauh
Jauh akan caraku berpikir tentang-Mu


AKU

AKU

Aku…. Aku…. Aku….
Dalam setiap sel oTakku hanya ada satu kata,
“Aku”

Aku…. Aku…. Aku….
Dalam setiap sel oTakku hanya ada satu kata,
“Aku”
Tak peduli seberapa egoisnya aku
Sekali ini aku hanya inginkan “aku”
Segala hal tentang “aku”
Tatanan hidup tentang “aku”
Beribu kata hanya ada “aku”

Pergilah engkau dari aku
Biarkan aku jadi “aku”
Tanpa ada KAMU dalam “aku”